Metode Bermain untuk Mengembangkan Kognitif Anak Usia Dini

(Image by jcomp on Freepik)

Berkembangnya kemampuan kognitif pada anak-anak menjadikan mereka dapat menguasai pengetahuan umum yang lebih luas, sehingga mereka bisa berguna dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat sekitarnya. Berkaitan dengan penerapan pengembangan kognitif pada anak usia dini, maka orangtua di rumah atau guru di sekolah dapat menerapkan kegiatan bermain sambil belajar untuk anak-anak dengan menggunakan metode yang tepat. Piaget mengemukakan bahwa metode bermain merupakan kegiatan bermain dengan latihan untuk mengkonsolidasikan berbagai pengetahuan dan keterampilan kognitif yang baru dikuasai sehingga dapat berfungsi secara efektif. Melalui kegiatan bermain, semua proses mental yang baru dikuasai dapat diinternalisasi oleh anak. Kegiatan bermain merupakan sarana bagi anak dalam melakukan berbagai eksperimen tentang berbagai konsep yang diketahui dan yang belum diketahuinya yang semua aktivitas tersebut dapat  berfungsi   untuk   meningkatkan kemampuan kognitif  pada anak.  Keterlibatan  kognitif  dalam  kegiatan  bermain ini bergerak  dari keterlibatan  kemampuan  kognitif  secara  sederhana  sampai pada kemampuan  kognitif yang lebih tinggi. Adapun jenis-jenis bermain tersebut diantara sebagai berikut:

  • Bermain konstruktif

(Image by jcomp on Freepik)

Sejalan dengan perkembangan kognitifnya, anak-anak sudah tak asing melakukan permainan ini.  Berrmain konstruktif adalah kegiatan bermain dimana anak membentuk sesuatu, menciptakan bangunan tertentu dengan alat permainan yang tersedia, seperti membuat rumah-rumahan menggunakan lego (Tedjasaputra 2001). Kegiatan bermain konstruktif lainnya diantaranya dilakukan anak dengan jalan menyusun balok-balok  kecil  menjadi  suatu  bangunan, seperti rumah, menara dan sebagainya. Di samping itu, dalam kegiatan bermain ini anak anak dapat melatih gerakan  motorik  halusnya.  Hal  ini  terlihat  pada  waktu  ia menggunakan  jari-jarinya  untuk  menyusun  balok-balok  agar  tidak  jatuh.  Pada waktu  yang  bersamaan,  anak  juga  mengoperasikan  kemampuan  kognitifnya untuk  memikirkan  agar  baloknya  tidak  jatuh  dan  memilih  balok-balok  yang tepat untuk dijadikan  bangunan seperti  yang diinginkannya.  Aktivitas bermain ini terutama dilakukan oleh anak-anak usia 3-5 tahun.

  • Bermain  untuk  pengembangan  kemampuan  dasar  IPA

(Image by jcomp on Freepik)

Bermain  untuk  pengembangan  kemampuan  dasar  IPA merupakan permainan yang dilakukan  untuk  mengembangkan  kemampuan  dasar  IPA  di  Taman  Kanak-kanak.  Oleh  sebab  itu,  permainan  ini  syarat  dengan  kegiatan  yang  berkaitan dengan  aktivitas  kognitif.  Misalnya  kegiatan  dalam  melakukan  pengamatan, penyelidikan,  kegiatan  dalam  mendapatkan  penemuan  dan  mengklasifikasi objek dan peristiwa yang berkaitan dengan IPA.

  • Bermain matematika

(Image by Freepik)

Seperti permainan yang dilakukan dalam bermain IPA, permainan matematika juga salah satu bentuk permainan yang melibatkan aktivitas kognitif dari tingkat sederhana ketingkat yang lebih kompleks seperti menyebutkan  angka,  mencocokkan  angka  dengan  jumlah  benda  yang  sesuai dengan angka yang dimaksud, dan lain-lain.

  • Bermain untuk pengembangan kemampuan kognitif, kemampuan bahasa dan  psikososial.

(Image by pikisuperstar on Freepik)

Yaitu bermain  drama  merupakan  refleksi  dari  pengembangan kemampuan  kognitif  anak  usia  Taman  Kanak-kanak  yang  ditekankan  dalam imajinasi  atau  fantasi.  Seiring  dengan  hal  tersebut,  bermain  drama  merupakan sarana  yang  dapat  digunakan  bagi  pengembangan  kemampuan  bahasa  dan komunikasi,   serta   kemampuan   psikososial   atau   perilaku   anak   tersebut. Selanjutnya   aktivitas   dalam   bermain   drama   ini   sangat   berguna   dalam pengembangan  kreativitas  anak.  Dalam  bermain  drama,  anak  aktif  bercakap-cakap  tentang  hal  yang  berkaitan  dengan  drama  yang  dimainkannya,  aktivitas ini  bermanfaat bagi pengembangan kemampuan anak dalam  bersosialisasi dan berkomunikasi

  • Bermain  sebagai  latihan  koordinasi  gerakan  motorik

(Image by Freepik)

Bermain sebagai latihan  untuk  meningkatkan  keterampilan  dalam  mengkoordinasikan  gerakan motorik,  baik  motorik  kasar  maupun  motorik  halus,  disebut  bermain  sebagai sarana latihan. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas anak yang melakukan gerakan motorik  secara  berulang-ulang, seprti  berlari,  memanjat, naik sepeda dan  lain-lain.  Walaupun  kegiatan  bermain  ini  lebih  ditekankan  pada pengembangan koordinasi gerakan motorik, akan tetapi kegiatan bermain ini secara bersamaan juga  mengembangkan  kemampuan  kognitif  anak. Keterkaitan  antara  gerak motorik dengan aktivitas kognitif dapat dilihat pada waktu anak memperkirakan apakah  pohon   yang  akan  dipanjat  tinggi  atau  tidak  tinggi.   Kegiatan ini membantu  anak  untuk  memperkirakan  batas  kemampuannya  untuk  memanjat pohon itu. Aktivitas bermain sebagai latihan dilakukan oleh anak yang berusia 3-5 tahun.

  • Bermain  formal.

(Image by Freepik)

Bermain  formal  dilakukan  anak  pada  waktu  ia  melakukan permainan  yang  bersifat  pertandingan  atau  perlombaan.  Kegiatan  bermain  ini telah  memiliki  aturan,  struktur,  dan  tujuan.  Misalnya,  bermain  untuk  menang. Seperti  yang  terjadi  pada  waktu  anak  bermain  kelereng,  sepak  bola  dan lainlain.  Anak  Taman  Kanak-kanak  sudah  dapat melakukan  aktivitas  bermain ini walaupun pada tahap permulaan. (Jamaris,2006).

  • Bermain dengan metode bercerita

(Image by jcomp on Freepik)

Bermain dengan metode berceritamerupakan  salah  satu  pemberian  pengalaman  belajar  bagi anak dengan  membawakan  cerita  kepada  anak  secara  lisan.  Cerita  yang dibawakan  harus  menarik  dan  menngundang  perhatian  anak  dan  tidak  lepas dari  tujuan  pendidikan  bagi  anak.  Bila  isi  cerita  dikaitkan dengan  dunia kehidupan  anak,  maka  mereka  dapat  memahami  isi  cerita  itu,  mereka  akan mendengarkan  dengan  penuh  perhatian  dan  dengan  mudah  dapat  menangkap isi cerita. Adapun teknik-teknik  dalam   bercerita   kepada   anak   yaitu:  

  1. membacakannya  langsung  dari  buku cerita, 
  2. bercerita  dengan  menggunakan ilustrasi  gambar  dari  buku
  3. menceritakan  dongeng
  4. bercerita  dengan menggunakan  papan  flannel
  5. bercerita  dengan  menggunakan  media  boneka
  6. dramatisasi  suatu  cerita
  7. bercerita  sambil  memainkan  jari-jari  tangan (Moeslichatoen,  2004).

Tujuan  metode  bercerita  bagi  anak  yaitu  diantaranya:

  1. Mengembangkan kemampuan berbicara dan memperkaya  kosa  kata  anak, terutama  bagi  anak-anak  batita  yang  sedang  belajar  bicara, 
  2. Bercerita  atau mendongeng merupakan proses mengenalkan   bentuk-bentuk   emosi dan ekspresi  kepada  anak,  misalnya  marah,  sedih,  gembira,  kesal  dan  lucu,   Memberikan  efek  menyenangkan,  bahagia  dan  ceria,  khususnya  bila  cerita yang   disajikan   adalah   cerita   lucu,
  3. Menstimulasi daya imajinasi dan kreativitas anak,  memperkuat daya  ingat, serta membuka cakrawala pemikiran anak  menjadi  lebih  kritis  dan  cerdas
  4. Dapat  menumbuhkan  empati  dalam diri  anak,
  5. Melatih dan mengembangkan kecerdasan anak,
  6. Sebagai langkah awal untuk menumbuhkan minat baca anak,
  7. Merupakan cara paling baik untuk mendidik tanpa kekerasan, menanamkan nilai  moral dan etikajuga kebenaran,serta  melatih kedisiplinan,
  8. Membangun hubungan personal  dan mempererat ikatan batin orang tua dengan anak.
  • Bermain metode  karyawisata

(Image by jcomp on Freepik)

Bermain metode karyawisata merupakan salah satu metode melaksanakan  kegiatan pengajaran di Taman Kanak-kanak dengan cara mengamati dunia sesuai dengan kenyataan  yang  ada secara  langsung  yang  meliputi  manusia,  hewan,  tumbuh-tumbuhan,  dan  benda  benda  lainnya.  Pengamatan secara langsung bagi anak memperoleh  kesan  yang  sesuai dengan  pengamatannya.  Pengamatan  ini  juga diperoleh  melalui  penca  indera  yakni  mata, telinga, lidah, hidung dan tangan. Metode karyawisata  akan  membantu  anak  memahami kehidupan nyata dalam lingkungan  sekitar mereka. Moeslichatoen(2004:70) mengatakan  bahwa  anak dengan menggunakan kelima inderanya  untuk  mengamati  dunia nyata secara langsung dalam kegiatan karyawisata  dapat  mengembangkan  pengetahuan  dan memperluas  wawasan:

1)  Setiap  benda  itu  mempunyai  sifat-sifat  yang  dapat dilihat, dibau,  didengar,  dirasakan,dan  diraba  serta  dapat  dideskripsikan, 

2) Benda-benda   itu   dapat   dibandingkan   satu   dengan   yang   lain   berdasarkan persamaandan  perbedaan  yang  dapat  dilihat,  dibau,  didengar,  dirasakan,  dan diraba.  3) Benda-benda  itu  dapat  digolong-golongkan  berdasarkan  kesamaan sifat  yang  dapat dilihat,  dibau,  dirasakan,  dan  diraba.

Melalui karyawisata diharapkan anak mendapat kesempatan yang luas untuk  melakukan kegiatan dan dihadapkan dengan bermacam benda yang dapat menarik perhatiannya, memenuhi kebutuhan rasa ingin tahunya, dan mengadakan kajian terhadap fakta    yang dihadapi secara langsung. Karyawisata memberi kesempatan  anak  untuk  melihat, mendengar, membau, mengecap, dan meraba tentang benda-benda disekitarnya. Berbagai macam pengalaman yang diperoleh dengan tangan pertama tersebut  merupakan  hal  yang  menarik  perhatian  dan akan  mendorong  anak  ingin  mengetahuidan  mengkaji  lebih  lanjut  semua  hal yang dipersepsikan.

  • Bermain metode  eksperimen

Bermain metode eksperimen yaitu percobaan  tentang  sesuatu.  Dalam  hal  ini  setiap anak bekerja sendiri sendiri.   Pelaksanaan   lebih   memperjelas   hasil   belajar, karena  setiap  anak  mengalami  dan  melakukan  kegiatan  percobaan.  Pembelajaran   bermain dengan metodee eksperimen ini merupakan :

a) Sebagai  usaha perkenalan.  Anak  diajak  untuk  berkenalan  dengan  alat,  bahan  serta  cara  kerja alat tersebut. Disamping  itu anak diajak untuk  mengenal  suatu konsep dengan berdasarkan   alat   kerja   tersebut,  

b) Eksperimen sebagai usaha  kejutan, dimaksudkan  agar  anak  dengan  bereksperimen  akan  memperoleh  pengalaman kerja langsung, baik dari alat maupun reaksi yang terjadi dalam percobaan itu,

c)  Usaha  eksperimen  untuk  memahami  suatu  konsep,  agar  anak  lebih  mudah untuk  menerima  konsep.  Dengan  pengalaman  langsung  maka  pengetahuan yang  diperoleh  anak  akan  melekat  lebih  lama, 

d)  Eksperimen  sebagai  model, dimaksudkan agar guru melaksanakan suatu usaha untuk mempermudah proses pembelajarannya dengan melakukan pendekatan-pendekatan yang memungkinkan anak lebih memahami konsep yang diajarkan.

e) Sebagai usaha pengulangan,   melalui   eksperimen   guru   mengulangi   teoritis   yang   telah disampaikan, dan konsep yang telah diajarkan akan lebih kongkrit jika melalui pelaksanaan eksperimen

  • Bermain Metode Tanya Jawab

Bermain metode tanya jawab merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak. Dengan metode tanya jawab dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan respon lisan dari anak. Penggunaan  metode  tanya  jawab  dapat  dinilai  sebagai  metode  yang  cukup wajar  dan  tepat,  apabila  penggunaannya  dipergunakan  untuk: 

  1. Merangsang agar perhatian anak terarah pada suatu bahan pelajaran yang sedang dibicarakan, 
  2. Mengarahkan  proses  berfikir  dan  pengamatan  anak  didik, 
  3. Meninjau  atau  melihat  penguasaan  anak  didik  terhadap  materi/bahan  yang telah  diajarkan   sebagai   bahan   pertimbangan   untuk   melanjutkan   materi berikutnya, 
  4. Melaksanakan ulangan, evaluasi  dan  memberikan  selingan dalam ceramah.
  • Bermain Metode Pemberian Tugas

(Image by Freepik)

Bermain metode pemberian tugas yaitu metode yang memberikan kesempatan kepada anak melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung dari guru, apa yang  harus  dikerjakan,  sehingga  anak  dapat  memahami  tugasnya  secara nyata agar  dapat  dilaksanakan secara  tuntas (Sujiyono, 2005). Bermain metode pemberian tugas merupakan salah satu tanggung jawab yang harus diselesaikan oleh anak. Pemberian tugas merupakan salah  satu  metode  yang  dilakukan  oleh  pendidik    atau  orang  tua  ketika memberikan  pekerjaan  kepada  anak  untuk  mencapai  suatu  tujuan  kegiatan pengembangan tertentu. Dengan mengerjakan tugas yang diberikan diharapkan ada  perubahan  tingkah  laku  anak  yang  lebih  positif  sesuai  dengan  tujuan perkembangannya. 

  1. Metode  pemberian  tugas  dimaksudkan  dilakukan dengan tujuan antara lain:
  2. Memberi kesempatan   kepada   anak   untuk   belajar   lebih   banyak.  
  3. Memupuk   rasa tanggungjawab  pada  anak.
  4. Memperkuatmotivasi  belajar.
  5. Membangun hubungan yang erat dengan orang
  6. Mengembangkan  keberanian berinisiatif
  • Bermain Metode Demonstrasi

Bermain metode demonstrasi yaitu metode mengajar dengan cara  memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan  melakukan  suatu  kegiatan,  baik  secara langsung  maupun  penggunaan  media  pengajaran  yang  relevan  dengan  pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta atau siswasendiri  memperlihatkan pada  seluruh kelas tentang sesuatu  proses  atau  sesuatu  kaifiyah  melakukan  sesuatu. Dengan  demikian, disimpulkan  bahwa  metode  demonstrasi  ialah  cara  penyajian  materi  pelajaran kepada  anak  dengan  mengadakan  percobaan  dan  mengalami  langsung  serta membuktikan  sendiri  sesuatu  yang  dipelajarinya,  yang  bertujuan  agar  anak mampu memahami tentang cara mengatur atau  

  • Bermain Metode  Mengucap  Syair

Bermain metode mengucap  syair yaitu  suatu  cara  menyampaikan  sesuatu  melalui syair yang menarik yang dibuat guru untuk sesuatu, agar dapat dipahami anak. Dengan demikian, syair merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan suatu isi materi   mengenai   tema   yang   sedang   dibahas.   Hal   ini   akan memudahkan  guru  dalam  menginternalisasikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya agar tercapai dengan   baik dalam suasana kegiatan yang menyenangkan yaitu mengucap syair.  Oleh  karena  itu,  guru  dituntut  agar memliki kreativitas yang tinggi dalam membuat syair-syair yang sesuai dengan tema dan sub tema yang telah dirancang

  • Bermain Metode Sosiodrama
Cute smiling happy stylish children and female teacher on dark background. Beautiful stylish teen girls and boy standing together and posing on the school stage in front of the curtain. Classic style. Kids fashion and emotions concept.

Image by master1305 on Freepik

Bermain metode sosiodrama yaitu teknik digunakan untuk mengekspresikan berbagai    jenis    perasaan    yang    menekan,    melalui    suatu    suasana    yang didramatisasikan  sehingga  dapat  secara  bebas  mengungkapkan  dirinya  sendiri secara lisan. Sebab sosiodrama merupakan salah satu tehnik dalam bimbingan kelompok yaitu role playing atau teknik bermain perandengan cara mendramatisasikan  bentuk  tingkah  laku  dalam  hubungan  sosial.  Sosiodrama merupakan dramatisasi dari  persoalan-persoalan  yang  dapat  timbul  dalam pergaulan  dengan  orang  lain,  tingkat  konflik-konflik  yang  dialami  dalam pergaulan  sosial. Mereka  yang  memiliki  kecerdasan  yang  tinggi  akan  mampu untuk    menyelesaikan    berbagai    masalah    dalam    kehidupan    dan    dapat menghasilkan    barang    atau    jasa    yang    berguna    dalam    berbagai    aspek kehidupan.Tingkat kecerdasan dapat  membantu  seseorang  dalam  menghadapi berbagai  permasalahan  yang  muncul  dalam  kehidupannya.  Kecerdasan  sudah dimiliki  sejak  manusia lahir dan  terus-menerus  dapat  dikembangkan  hingga dewasa.  Pengembangan  kecerdasan akan lebih baik bila dilakukan sedini mungkin melalui pemberian stimulasi pada kelima panca inderanya. Kemudian kecerdasan  juga  mempunyai  manfaat  bagi  diri  sendiri  dan  pergaulannya  di masyarakat. Melalui tingkat kecerdasan yang tinggi seseorang akan semangkin dihargai di masyarakat apalagi apabila ia mampu berkiprah dalam menciptakan hal-hal   baru   yang   bersifat   fenomenal. Metode sosiodrama  ialah   suatu dramatisasi untuk memecahkan suatu masalah yang dramatisasikan yang tidak menggunakan bahan tertulis, latihan terlebih dahulu dan tanpa menyuruh anak untuk  melafalkan  sesuatu,  selanjutnya  dapat  meningkatkan  hubungan  sosial melalui   berkomunikasi, berekspresi dengan bermain peran dan biasanya menceritakan  kehidupan  sehari-hari  anak,  sehingga  hal  ini  sangat  membantu dalam  mengasah  kecerdasan  kognitifanak  usia  dini. Tujuan  dari  metode sosiodrama ialah: 1) Untuk melatih anak mendengarkan dan menangkap cerita singkat  dengan  teliti.  2)  Untuk   memupuk dan melatih  keberanian.  Pada mulanya  semua  anak  berani  tampil  ke  muka  untuk  melakukan  dramatisasi masalah sedikit  sekali  yang  mau  dengan  sukarela  tapi  lambat  laun  anak-anak itu  berani  sendiri.  3)  Untuk  memupuk  daya  cipta  dengan  melihat  cerita  tadi anak menyatakan pendapat masing-masing, hal ini sangat baik untuk menggali kreativitas  berpikir  anak.  4)  Untuk  belajar  menghargai  dan  menilai  orang  lain menyatakan pendapat. 5) Untuk mendalami masalah sosial (Herry, 2013).

Di dalam suatu metode pengembangan kognitif anak usia dini, seorang  anak  memainkan peran aktif dalam menyusun  pengetahuanya mengenai  realitas.  Anak  tidak  pasif  menerima  informasi  saja  walaupun  proses berfikir   dan   konsepsi   anak   mengenai   realitas   telah   dimodifikasikan   oleh pengalamanya    dengan    dunia    sekitarnya,    namun    anak juga aktif dalam menginterpretasikan  informasi yang ia peroleh dari  pengalaman  yang  diperoleh dari bermainnya tersebut.

Sehingga  mengembangkan  kognitif  anak  usia  dini   merupakan suatu hal yang penting,  karena dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

  1. Anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang dilihat, didengar dan   rasakan,   sehingga   anak   akan   memiliki   pemahaman   yang   utuh   dan komprehensi. Agar  anak  mampu  melatih  ingatannya  terhadap  semua  peristiwa  dan kejadian  yang  pernah  dialaminya. 
  2. Anak  mampu  mengembangkan  pemikiran-pemikirannya  dalam  rangka  menghubungkan  satu  peristiwa  dengan  peristiwa lainya.  
  3. Anak   mampu   memahami   simbol-simbol   yang   tersebar   di   dunia sekitarnya.
  4. Anak  mampu  melakukan  penalaran-penalaran,  baik  yang  terjadi secara  alamiah  (spontan)  maupun  melalui  proses  ilmih  (percobaan).
  5. Anak mampu  memecahkan  persoalan  hidup  yang  dihadapinya,  sehingga  pada  akhirnya anak  akan  menjadi  individu  yang  mampu  menolong  dirinya  sendiri  Jadi  melalui pengembangan  kognitif,  fungsi  berfikir  anak  dapat  digunakan  dengan  cepat  dan tepat untuk mengatasi suatu situasi untuk memecahkan suatu masalah

Oleh : Basilia S.W

DAFTAR PUSTAKA.

Indarwarti, A. 2017. Mengembangkan Kecerdasan Kognitif Anak Melalui Beberapa Metode. 109–118.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *