
Pendidikan anak usia dini memiliki peran penting dalam aspek perkembangan dan pembentukan karakter pada anak. Karena pada tahapan pendidikan ini, anak masih berada pada fase usia 0-6 tahun yang merupakan masa emas (golden age), dimana pada masa emas ini adalah saat yang tepat untuk mengoptimalkan proses tumbuh kembang anak. Anak pada usia ini seperti ‘spon’ yang mudah sekali dalam menyerap informasi dari lingkungan dengan cepat dan sebaliknya jika pengoptimalan proses tumbuh kembang tersebut tidak mendapat perhatian dan penanganan dengan tepat akan berakibat kurang baik pada masa mendatang. Anak usia dini merupakan individu yang sedang berada pada fase perkembangan eksplosif, anak akan mencapai perkembangan optimal sesuai indikator perkembangan pada usia tersebut jika mendapatkan stimulasi yang sesuai dengan tahapan usianya.
Salah satu hal penting dalam tahapan perkembangan anak adalah perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif merupakan suatu perkembangan yang sangat komprehensif berkaitan dengan kemampuan berpikir pada anak yang terjadi melalui urutan yang berbeda. Kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa merupakan suatu proses berpikir (Indarwarti, 2017; Kasumayanti & Elina, 2018). Dimana dalam proses perkembangannya anak akan dapat meningkatkan kemampuan dalam menggunakan pengetahuannya melalui penggunaan media dan dilaksanakan secara terus-menerus seiring usia perkembangannya sebagai suatu proses perkembangan kognitif.
Sedangkan bermain adalah kegiatan yang paling digemari oleh anak-anak. Oleh karena itu adalah menjadikan hal penting suatu kegiatan bermain menjadi media pembelajaran perkembangan kognitif anak usia dini. Dimana, perkembangan kognitif pada anak dapat diarahkan pada pengembangan Auditoric, Visual, Tactile, Kinesthetic, Arithmetic, Geometric, dan Science. Melalui suatu kegiatan permainan dapat memberikan stimulasi bagi perkembangan kognitifnya, dimana melalui permainan anak-anak dapat belajar dan mempraktekkan cara berpikir, merasakan dan bertindak.
Macam-Macam Permainan Yang Bisa Memberikan Stimulasi Bagi Perkembangan Kognitif Pada Anak Usia Dini
- Pengembangan Auditorik

(Image by jcomp on Freepik)
Pengembangan Auditorik pada anak usia dini merupakan pengembangan yang lebih ditekankan pada pengembangan kemampuan anak usia dini dalam kemampuannya untuk mendengar, dimana pengembangan ini melalui proses menerima kumpulan suara benda, kosa kata atau kalimat yang memiliki makna dalam topik tertentu. Tujuannya adalah anak memperoleh informasi dan dapat berinteraksi dengan lingkungan. Kemampuan mendengar anak usia dini merupakan kemampuan utama dalam proses mempelajari suatu pengetahuan. Anak yang mempunyai kemampuan mendengar dengan baik, maka anak mudah mengerti dan menerima maksud dan membuat penafsiran tentang sesuatu hal (Mujibdan Rahmawati, 2012). Kemampuan ini berhubungan dengan bunyi atau indera pendengaran anak. Kemampuan yang dikembangkan, antara lain, mendengarkan atau menirukan bunyi yang didengar sehari-hari, mendengarkan nyanyian latunan ayat suci Al Quran, atau syair dengan baik, mengikuti perintah lisan sederhana, mendengarkan dongeng dengan baik, mengungkapkan kembali cerita sederhana, menebak lagu atau apresiasi musik, mengikuti ritmik dengan bertepuk, mengetahui asal suara dan mengetahui nama benda yang dibunyikan. Sedangkan kemampuan mendengar anak usia dini memiliki beberapa tingkatan (Mujib dan Rahmawati, 2012), di antaranya : 1) Mendengar bunyi-bunyi kata tanpa membekas dalam pikiran, 2) Mendengar setengah-setengah, 3) Mendengar dengan mulai merangkai idea atau pengetahuan.
Contoh permainan pengembangan auditorik anak usia dini adalah menebak bunyi.
Pengembangan visual anak usia dini merupakan pengembangan yang lebih ditekankan pada kemampuan yang berhubungan dengan penglihatan, pengamatan, perhatian, tanggapan dan persepsi anak terhadap lingkungan sekitarnya. Kemampuan yang dikembangkan antara lain: mengenali benda-benda yang ada disekitar lingkungannya; membandingkan benda-benda dari yang sederhana menuju ke yang lebih kompleks; mengetahui benda dari ukuran, bentuk, atau dari warnanya; mengetahui adanya benda yang hilang apabila ditunjukkan sebuah gambar yang belum sempurna atau janggal; menjawab pertanyaan tentang sebuah gambar seri dan atau lainnya; menyusun potongan teka-teki mulai dari yang sederhana sampai ke yang lebih rumit; mengenali namanya sendiri bila tertulis dan mengenali huruf, angka dan warna.
- Pengembangan Taktil

Pengembangan taktil anak usia dini pengembangan yang ditekankan pada kemampuan yang berhubungan dengan indera peraba (tekstur) anak usia dini. Kemampuan yang dikembangkan, antara lain: mengembangkan kesadaran akan indera sentuhan, mengembangkan kesadaran akan berbagai tekstur, mengembangkan kosa kata untuk menggambarkan berbagai tekstur seperti tebal-tipis, halus-kasar, panas-dingin, dan tekstur kontras lainnya, bermain di bak pasir, bermain air, bermain dengan plastisin, menebak dengan meraba tubuh teman, meraba dengan kertas amplas, meremas kertas koran dan meraup biji-bijian.
- Pengembangan Kinestetik

(Image by frimufilms on Freepik)
Pengembangan kinestetik anak usia dini, yaitu kemampuan yang berhubungan dengan kelancaran gerak tangan atau keterampilan atau motorik halus anak usia dini yang mempengaruhi perkembangan kognitif. Tujuan dari pengembangan ini adalah mengkoordinasikan keseimbangan, kekuatan dan kelenturan otot-otot tubuh. Cara lain yang dikembangkan untuk anak usia dini adalah menjiplak huruf-huruf geometri, melukis dengan cat air, menjahit dengan sederhana, merobek kertas koran, menciptakan bentuk-bentuk dengan balok, membuat gambar sendiri dengan berbagai media, menjiplak bentuk lingkaran, bujur sangkar, segitiga atau empat persegi panjang, memegang dan menguasai sebatang pensil, menyusun atau menggabungkan potongan gambar atau teka-teki dalam bentuk sederhana, mampu menggunakan gunting dengan baik, dan mampu menulis, melukis dengan jari (finger painting), melukis dengan cat air, mewarnai dengan sederhana, menggunting, menjiplak, berlari, melompat dan lain-lain
- Pengembangan Aritmatika

(Image by gpointstudio on Freepik)
Pengembangan Aritmatika anak usia dini merupakan pengembangan kognitif yang diarahkan untuk kemampuan matematika atau kemampuan berhitung atau konsep berhitung permulaan. Kemampuan yang dikembangkan tersebut antara lain, mengenali atau membilang angka, menyebut urutan bilangan, menghitung benda, mengenali himpunan dengan nilai bilangan berbeda, memberi nilai bilangan pada suatu himpunan benda, mengerjakan atau menyelesaikan operasi penjumlahan, pengurangan, dengan menggunakan konsep dari kongkrit ke abstrak, menghubungkan konsep bilangan dengan lambing bilangan, dan menciptakan bentuk benda sesuai dengan konsep bilangan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua sebelum mengajarkan matematika pada anak-anak, terutama pada anak usia dini adalah: 1) Matematika itu bukanlah hanya sekedar berhitung angka-angka, 2) Matematika adalah bagian dari kehidupan sehari-hari dan bukanlah sesuatu yang abstrak, 3) Untuk membuat anak usia dini cinta matematika, orangtua tidak boleh takut pada matematika, 4) Belajar tidak harus dipisahkan dari bermain.
- Pengembangan Geometri

(Image by pressfoto on Freepik)
Pengembangan Geometri anak usia dini merupakan pengembangan yang ditekankan pada kemampuan yang berhubungan dengan konsep bentuk dan ukuran. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain: 1) Mengukur benda dengan sederhana, 2) Menggunakan bahasa ukuran seperti besar, kecil, panjang pendek, tinggi, rendah, 3) Mencipta bentuk geometri dan lain-lain, 4) Memilih benda menurut warna, bentuk dan ukurannya, 5) Mencocokkan benda menurut warna, bentuk dan ukurannya, 6) Membandingkan benda menurut ukurannya besar-kecil, panjang-lebar, tinggi-rendah, 7) Mengukur benda secara sederhana, 8) Mengerti dan menggunakan bahasa ukuran, seperti besar-kecil, tinggi-rendah, panjang-pendek, dan sebagainya, 9) Menyebut benda-benda yang ada di kelas sesuai dengan bentuk geometri, 10) Mencontoh bentuk-bentuk geometri, 11) Menyebut, menunjukkan, dan mengelompokkan lingkaran, segitiga, dan segiempat, 12) Menyusun menara dari delapan kubus, 13) Mengenal ukuran panjang, berat, dan isi, dan 14) Meniru pola dengan empat kubus.
- Pengembangan Sains Permulaan

(Image by Freepik)
Pengembangan Sains Permulaan anak usia dini merupakan pengembangan kognitif yang ditekankan pada kemampuan yang berhubungan dengan berbagai percobaan atau demonstrasi sebagai suatu pendekatan secara Saintifik atau Logis. Hakikat pengembangan sains adalah kegiatan belajar sambil bermain yang menyenangkan dan menarik melalui pengamatan, penyelidikan dan percobaan untuk mencari tahu atau menemukan jawaban tentang segala sesuatu yang ada di dunia sekitar. Pengembangan sains secara umum bertujuan agar anak mampu secara aktif mencari informasi mengenai apa yang ada di sekelilingnya. Sedangkan secara khusus permainan sains bertujuan agar anak memiliki kemampuan mengamati berbagai perubahan yang terjadi, melakukan percobaan sederhana, melakukan kegiatan mengklasifikasi, membandingkan, memperkirakan dan mengkomunikasikannya serta membangun kreatifitas dan inovasi pada diri anak. Adapun kemampuan yang akan dikembangkan, antara lain: 1) Mengeksplorasi berbagai benda yang ada di sekitar, 2) Mengadakan berbagai percobaan sederhana, dan 3) Mengkomunikasikan apa yang telah diamati dan diteliti.
Oleh : Basilia S.W
DAFTAR PUSTAKA.
Indarwarti, A. 2017. Mengembangkan Kecerdasan Kognitif Anak Melalui Beberapa
Metode. 109–118.